komunitas

70 Persen Satwa Liar Dunia Selama 50 Tahun Terakhir Punah oleh Tangan Manusia

Kamis, 10 September 2020 | 12:45 WIB
satwa liar punah

Para ilmuwan mengatakan laju deforestasi yang cepat juga merupakan faktor utama penyebaran penyakit zoonosis - yang ditularkan dari hewan ke manusia - termasuk virus korona baru.


"Dengan penggundulan hutan dan peningkatan satwa liar, interaksi ternak-manusia, ada lebih banyak kemungkinan penyebaran penyakit zoonosis seperti Ebola, seperti COVID-19," Fran Price, pemimpin praktik hutan global di WWF, mengatakan kepada Thomson Reuters Foundation.


"Hutan benar-benar bertindak sebagai penyangga untuk menjauhkan penyakit dari manusia - dan semakin kita menghancurkannya, semakin besar kemungkinan kita akan melepaskan sesuatu yang dapat berdampak buruk pada umat manusia."


Jika dunia terus menjalankan bisnis seperti biasa selama dekade berikutnya, hilangnya satwa liar akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk pulih, dan peluang untuk menghidupkan kembali beberapa spesies akan berkurang, kata Price.


Dia mendesak komitmen dan upaya yang lebih berani dari pemerintah dan perusahaan untuk membuat rantai pasokan global lebih berkelanjutan.


Konsumen juga perlu memahami dampak kebiasaan membeli mereka terhadap alam dan membeli dengan lebih bertanggung jawab, tambahnya.


Mengurangi dampak perubahan iklim


Secara terpisah, para peneliti di Universitas Oxford mengatakan pada Kamis bahwa solusi berbasis alam - seperti memulihkan hutan dan bakau - adalah kunci untuk mengurangi dampak perubahan iklim.


Dalam apa yang mereka katakan sebagai tinjauan sistematis pertama atas bukti solusi berbasis alam di seluruh dunia, mereka menemukan bahwa hampir 60 persen dari inisiatif tersebut mengurangi tekanan terkait iklim seperti banjir, erosi tanah dan hilangnya produksi pangan.


"Ini bukan hanya tentang penanaman pohon dan pembuangan gas rumah kaca," kata Alexandre Chausson, penulis studi tersebut.


Baca juga: Film Disney ‘Mulan’ Hadapi Seruan Boikot atas Pembuatan Film di Xinjiang


"Dalam banyak kasus, intervensi berbasis alam dapat membantu masyarakat beradaptasi dengan gelombang dampak perubahan iklim yang telah kita lihat selama beberapa bulan terakhir, dari gelombang panas yang memecahkan rekor hingga kebakaran hutan dan badai," katanya dalam sebuah pernyataan.


Laporan WWF mencakup 20 esai oleh para ahli dari China hingga Meksiko, mulai dari aktivis muda, penulis dan akademisi hingga pemimpin bisnis, jurnalis, dan pemimpin adat.


Di antara mereka, naturalis Inggris yang dihormati David Attenborough mendorong orang untuk "bekerja dengan alam daripada melawannya".


Sumber: Al Jazeera

Halaman:

Tags

Terkini