KLIKANGGARAN – PW IKA PMII DKI Jakarta secara tegas hanya mengakui kepemimpinan Sahabat Fathan Subchi sebagai Ketua Umum PB IKA PMII.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Ketua PW IKA PMII DKI, Imam Buhori, menanggapi kongres lanjutan IKA PMII yang digelar pada 27 Mei 2025 di Jakarta.
Menurut Imam Buhori, seorang aktivis PMII era 80-90an, kongres tersebut tidak sah karena dilanjutkan oleh PB IKA PMII yang seharusnya telah demisioner setelah Munas VII.
Munas VII sendiri digelar secara sepihak oleh mantan Ketua Umum Achmad Mukowam di Hotel Pomelotel Jakarta.
"Ini ibarat pepatah jeruk makan jeruk," ujar Imam sambil tertawa.
Pelanggaran Konstitusi dan Penyimpangan Kekuasaan
Imam menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi pengurus yang sudah demisioner untuk menyelenggarakan Munas baru.
"Ini jelas penyimpangan konstitusi. Entah mereka gagal paham atau pahamnya yang gagal dalam menafsirkan makna demisioner," tegas mantan Ketua Lembaga Seni Budaya PB PMII (1991-1994) ini.
Lebih lanjut, dia mengimbau seluruh alumni PMII, khususnya di DKI Jakarta, untuk tidak terlibat dalam permainan politik oknum alumni yang gagal memimpin.
"Mereka hanya memanfaatkan potensi alumni untuk kepentingan kekuasaan, dengan mendistribusikan alumni ke pos-pos strategis berdasarkan asal daerah," kritiknya.
Pengalaman Panjang sebagai Saksi Sejarah
Sebagai orang yang terlibat aktif sejak era perubahan nama dari Foksika hingga menjadi IKA PMII, Imam Buhori menegaskan bahwa dirinya memahami betul dinamika internal organisasi.
"Saya hadir di setiap Munas. Jadi, saya tidak bisa dibohongi tentang kebenaran ini," tegasnya.
Dia menganggap Munas lanjutan tersebut tidak lebih dari sekadar lelucon, seperti pertunjukan ketoprak.
"Siapa pun yang terlibat di dalamnya hanya terjebak dalam drama politik. Namun, saya yakin alumni PMII sudah cukup cerdas dan dewasa untuk membedakan mana kebenaran dan mana sandiwara," tambahnya.