Nganjuk,Klikanggaran.com - Bayi di Nganjuk jadi viral saat disebut berubah kelamin ketika dilahirkan lalu meninggal. Bagaimana itu bisa terjadi.
"Bayi saya lahir 18 Agustus. Perawat ngabari kalau bayi saya perempuan. Namun karena prematur akhirnya bayi ditinggal dan 11 hari dirawat," ujar Fery Sujarwo, ayah si bayi, kepada wartawan di kantor kuasa hukumnya, Selasa sore (1-9).
Fery mengatakan proses persalinan saat itu berlangsung normal. Perawat yang bertugas mengatakan anak perempuan Fery mempunyai berat 2.5 kg dan panjang 46 cm. Saat itu, kata Fery, dirinya belum sempat memberikan azan karena oleh perawat bayinya langsung dibawa ke ruang inkubator karena kondisinya lemah.
"Saya belum sempat beri azan karena diminta perawat. Katanya kondisi bayi lemah dan langsung dibawa ke ruang inkubator," kata Fery.
Fery mengatakan istrinya Arum Rosalina hanya menginap sehari semalam setelah proses persalinan. Karena selama perawatan orang tua tidak diperbolehkan menunggui.
"Waktu itu langsung pulang dan komunikasi lewat WhatsApp dengan perawat RSUD untuk mengetahui perkembangan. Dapat kabar kritis Sabtu (29-8) dan ternyata meninggal dunia," jelasnya.
Namun kekagetan dirasakan keluarga ketika jenazah bayi dimandikan. Keluarga melihat jenis kelamin si bayi berbeda. Saat lahir berjenis kelamin perempuan namun saat dimandikan laki-laki.
"Saat dimandikan itu kaget, kok berbeda jadi laki-laki padahal saat lahir dikabarkan perempuan. Bahkan saya sudah mengurus akta dan KK," tandas Fery.
Postingan bayi berubah kelamin saat lahir dan meninggal viral di medsos. Peristiwa yang ada di postingan medsos itu terjadi di Nganjuk.
Bayi yang lahir di RSUD Nganjuk itu merupakan buah hati Fery Sujarwo (29) dan Arum Rosalina (28), warga Desa Sonobekel, Kecamatan Tanjunganom Nganjuk.
Jenazah Bayi Diangkut Pakai Motor, Bukan Ambulans
Masih ada cerita pilu dari Fery Sujarwo (29) dan Arum Rosalina (28), orang tua bayi yang viral berubah kelamin. Mereka membawa pulang anaknya yang telah meninggal menggunakan motor, bukan ambulans.
Sebelumnya Fery mengeluhkan pihak RSUD Nganjuk yang tak mengkafani anaknya. Surat kematian juga tak didapatkan.
"Kemarin diangkut pakai sepeda motor saya dengan dibonceng bapak mertua. Hanya di tutup jarik saja," kata Fery kepada wartawan di kantor pengacaranya, Selasa sore (1-9).