Namun karena Indonesia lebih besar, baik dari sisi populasi penduduk maupun luas wilayah, tidaklah salah apabila dia mengatakan bahwa Indonesia sebagai kakak bagi Jepang.
"Saya mendengar bahwa tujuan kabinet Bapak Presiden Joko Widodo adalah "kerja". Dalam kaitannya dengan kedua negara, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan hubungan "kerja bersama" antara Jepang dan Indonesia," katanya, dikutip dari situs resmi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia.
"Hubungan yang sangat baik antara Jepang dan Indonesia merupakan hasil kerja keras dan upaya dalam waktu yang cukup lama dari berbagai pihak dari kedua negara. Kedutaan Besar Jepang, dan saya, sebagai Duta Besar Jepang, akan berusaha dengan segala upaya bersama Anda semua untuk mewujudkan "kerja bersama", demi memajukan hubungan baik diantara kedua negara kita. Kami memohon dukungan dan kerjasama Anda semua," katanya.
Ishii tiba pertama kali di Jakarta pada 10 April 2017. Tapi sebelumnya dia punya kenangan lama soal Indonesia.
"Sekitar 17 tahun lalu, tepatnya pada bulan Desember 1999, saya diangkat sebagai direktur di Kementerian Luar Negeri Jepang yang menangani hubungan antara negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia di Kementerian Luar Negeri Jepang."
"Saat itu, Timor Leste baru saja menetapkan referendum kemerdekaan negaranya, dan ingatan tentang krisis ekonomi Asia tahun 1997 juga masih terus membayangi dunia. Sejak pengangkatan tersebut, hampir setiap bulan saya berkunjung ke Indonesia, yang bagi Jepang merupakan negara yang sangat penting di kawasan Asia Tenggara."
"Kunjungan terakhir saya ke Indonesia adalah pada bulan Maret 2011, beberapa hari setelah terjadinya gempa dahsyat di wilayah timur Jepang (Great East Japan Earthquake)," ceritanya.
Menurut dia, hal yang sangat penting dari pekerjaan dia antara lain menjamin keamanan lebih dari 19.000 warga Jepang yang menetap di seluruh Indonesia dan turut membantu kelancaran usaha lebih dari 1.800 perusahaan Jepang di Indonesia.