peristiwa

Skandal Jiwasraya Bergulir Liar, Aromanya Menyusupi Istana Presiden

Senin, 6 Januari 2020 | 08:04 WIB
PicsArt_01-06-08.07.07

"Bahkan saya dengar minggu depan Istana, Kementerian BUMN, KPK akan didemo. Dibilang saya ambil uang, saya bingung kan baru datang baru mau bersih bersih," tambahnya.


Erick curiga, mereka yang mengembuskan isu miring itu adalah pihak yang takut skandal Jiwasraya dibongkar. Apalagi saat ini Kejaksaan Agung mulai memproses kasus Jiwasraya dan mencium adanya praktik korupsi.


"Ini kan jangan-jangan kita balik yang teriak-teriak ini yang ketakutan ini dibongkar. Mungkin akan banyak oknum-oknum yang gerah selama ini jarah Jiwasraya dan sekarang Jaksa Agung proses hukum mulai masuk," tambahnya.


Menurut Erick, justru Jokowi saat ini tengah mencari solusi atas permasalahan Jiwasraya. Jokowi juga tidak pernah melarikan diri, kalaupun terlibat.


"Tapi kali ini dituduh-tuduh dan dibilang kita yang merampok ya. Saya rasa teman-teman tau lah siapa yang merampok," tandasnya.


Dapen BUMN Dijadikan Satu Atap


Sengkarut Jiwasraya memberikan pelajaran bagi Erick untuk menyelamatkan BUMN lainnya termasuk para dana pensiun (dapen). Dia tak ingin dapen-dapen BUMN salah kelola keuangan hingga berakhir mengenaskan seperti Jiwasraya.


Erick mengatakan, ke depannya para dapen BUMN akan digabungkan ke dalam satu holding. Tujuannya untuk mempermudah pengawasan dan tidak kecolongan seperti Jiwasraya.


"Ke depan dana-dana pensiun yang ada di BUMN akan dijadikan satu atap. Tidak ada sendiri-sendiri lagi, jangan sampai kasus Jiwasraya terjadi di dana pensiun Pertamina," ujarnya.


Menurutnya yang terpenting dalam menjaga dapen BUMN adalah memastikan para pegawai bisa mendapatkan uang pensiunannya dengan baik saat masa tuanya.


"Kita tidak mau. Bayangkan pegawai di BRI, Pertamina yang sudah bekerja puluhan tahun, ketika pensiun dana pensiun tidak ada," tambahnya.


Untuk memastikan hal itu, tentu diperlukan adanya pengawasan yang baik. Untuk itu dilakukan konsolidasi agar pengawasan bisa dilakukan dengan baik.


"Apa juga tadi TNI-Polri. Kalau sampai Asabri, dijarah atau dirampok ya kan TNI-Polri kasian yang sudah kerja puluhan tahun tidak ada kepastian. Makanya kita konsolidasikan dicari figur yang bagus," terangnya.


Halaman:

Tags

Terkini