peristiwa

Perdagangan RI Kedodoran, INDEF : China Biang Keroknya?

Rabu, 6 Maret 2019 | 10:26 WIB
Perdagangan RI

Jakarta, Klikanggaran.com (06-03-2019) - Defisit neraca perdagangan RI setiap tahunnya terus mengalami defisit. Bahkan akhir-akhir ini, kondisinya semakin mengkhawatirkan. Bila berkaca pada kondisi perdagangan RI di tahun 2018, tentu saja Pemerintah sudah harus berbenah secara sungguh-sungguh.

Hal senada disampaikan Guru besar ilmu ekonomi sekaligus peneliti senior INDEF, Didik J Rachbini. Dirinya menilai, data defisit neraca dagang pada tahun 2018 yang mencapai USD 8,57 miliar merupakan bukti bahwa perdagangan RI sangat lemah. Terlebih Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut defisit tersebut jadi yang terparah sejak tahun 1975.

"Kami baru mendengar dari lembaga pemerintah sendiri, yakni BPS yang menyebut bahwa defisit neraca berjalan merupakan yang terbesar sepanjang sejarah. Ini apa artinya, sektor luar negeri kita lemah, kedodoran, kehilangan strategi ekonomi dan dagang," ujarnya dalam seminar online Jurnalis Ekonomi dan PenelitiINDEF, Kamis (22/2/2019) kemarin.

Menurutnya, perdagangan RI yang lemah tak lepas dari China sebagai biang kerok. Tekor neraca dagang RI, lanjut Didik, juga terkait dengan dinamika dan perananan China di kancah global.

"Salah satu yang paling utama adalah defisit perdagangan dengan China tekor besar, sehingga defisit itu yang melemahkan perekonomian kita," tuturnya.

Ini yang kemudian menurutnya menjadi bukti, bahwa transaksi perdagangan bersama China hanya menimbulkan kerugian di pihak Indonesia. Dengan kata lain, Indonesia kalah karena perdagang ini. Oleh karena itu, Didik mendorong agar Pemerintah Indonesia mengambil langkah yang tepat. Dan, seharusnya kebijakan perdagangan dengan China perlu dikaji kembali.

"Ini adalah faktor penting di mana dalam satu aspek perdagangan Indonesia berada pada pihak yang kalah, dirugikan, terdesak. Tetapi, pemerintah tidak terlihat mempunyai strategi diplomasi dagang setidaknya untuk menguranginya," ungkapnya.

Seperti diketahui, Kepala BPS mengatakan sebelumnya, defisit neraca perdagangan tahun 2018 memang paling terbesar semenjak 1945. Hanya saja, BPS tidak mencatat secara rinci realisasi neraca dagang di saat Indonesia merdeka.

Baca juga : Defisit Transaksi Perdagangan RI Mencapai Rp 341 Triliun???

Tags

Terkini