Jakarta, Klikanggaran.com (30-01-2019) - Setelah beberapa waktu sempat menguat, kini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Dilaporkan, nilai rupiah di pasar spot pada pukul 15.00 WIB tercatat bertengger di level Rp14.100.
Nilai tukar rupiah tercatat melemah sebesar 0,23% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin. Karena pada penutupan kemarin, nilai rupiah masih bertengger di level Rp14.122. Catatan itu pun sontak mulai membawa mata uang garuda itu ke dalam zona merah. Pasalnya, nilai rupiah terus menyentuh titik lemahnya sejak 24 Januari 2019.
Kini rupiah bergabung ke kelompok minoritas mata uang Asia yang melemah di hadapan greenback. Selain rupiah, anggota kelompok tersebut hanya rupee India. Bahkan dengan depresiasi 0,18%, rupiah menjadi mata uang terlemah di Benua Kuning. Dalam hal melemah di hadapan dolar AS, kabarnya rupiah jawaranya.
Nilai Tukar Rupiah
Melemahnya nilai tukar rupiah masih sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar perdagangan. Hal ini terbukti dengan harga minyak mentah dunia yang masih menjadi salah satu faktor, yang membawa beban bagi langkah rupiah.
Pada pukul 09:12 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet sama-sama naik 0,02%. Sementara dini hari tadi, harga si emas hitam melonjak sampai ke kisaran 2%. Saat harga minyak naik, tentu saja biaya impornya jadi semakin mahal. Sehingga kondisi ini mengancam neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account). Rupiah akan kekurangan pasokan devisa, sehingga berpotensi melemah.
Selain itu, rupiah yang sebelumnya sudah menguat tajam, dikabarkan rentan terserang ambil untung. Sejak awal tahun hingga kemarin, rupiah sudah menguat nyaris 2%. Penguatan rupiah yang lumayan ini membuatnya rawan koreksi teknikal. Koreksi itu bisa terjadi kapan saja, kemarin dan mungkin berlanjut sampai hari ini.
Di sisi lain, terlalu besarnya beban dan nilai impor, akan berdampak pada transaksi berjalan Republik Indonesia. Lebih lanjut diketahui, Indonesia masih memiliki defisit di sisi transaksi berjalan, atau biasa disebut Current Account Deficit (CAD). Defisit ini membuat Indonesia sangat rentan pada capital outflows pada masa-masa guncangan perekonomian.
Baca juga : Rupiah Lemah, Cadangan Devisa Terperosok USD 3,12 M