peristiwa

Lubang Tambang Batubara Bukan Hanya Keruk Batubara

Kamis, 20 Desember 2018 | 10:00 WIB
Tambang Batubara

Jakarta, Klikanggaran.com (19-12-2018) - Batubara adalah kunci kebangkitan oligarki dalam masa pemerintahan Jokowi. Bayangkan, lubang tambang batubara ini tidak hanya keruk batubara. Tapi, pada saat yang sama keruk uang negara dan keruk uang rakyat sekaligus.


Begitu kata Salamuddin Daeng, ekonom yang sedang giat menyorot masalah perusahaan tambang batubara yang habis masa kontraknya.


Tambang Batubara Skenario Oligarki


Salamuddin Daeng mengatakan, skenario oligarki terencana dan tersusun dengan rapi. Menurutnya, mereka mulai dengan merancang mega proyek 35 ribu megawatt.


Sebagian besar pembangkit tersebut menggunakan bahan bakar batubara. Baik itu pembangkit PLN maupun pembangkit listrik swasta atau IPP.


Tentu saja, kata Daeng, proyek ambisius di tengah kelebihan pasokan listrik nasional (sejak 2014 listrik nasional sudah over supply), telah meningkatkan kebutuhan batubara nasional. Perusahaan-perusahaan batubara telah bersiap-siap menyambut masa keemasan.


“Bayangkan pasar batubara yang diciptakan oleh negara tinggal mereka santap. Batubara mereka keruk sebanyak banyaknya untuk dijual kepada pembangkit listrik negara,” cetus Daeng, Rabu (19/12/2018).


Daeng berasumsi, supaya keuntungan menjadi berlipat ganda, selain pasar yang bagus, tentu saja harganya juga harus bagus. Sayangnya, harga batubara global sedang jatuh. Maka putar akal, muncul ide menaikkan harga batubara melalui kebijakan atau ketetapan Pemerintah, dalam hal ini kebijakan Menteri ESDM.


Harga batubara pun ditetapkan melalui kebijakan Harga Batubara Acuan (HBA). Tidak tanggung-tanggung, harga batubara ditetapkan sebesar 107,83 dolar per ton (harga Agustus 2018). Harga yang luar biasa tinggi. Padahal harga batubara global tengah merosot.


“Rupanya Harga Batubara Acuan (HBA) yang ditetapkan oleh Menteri ESDM ini menghasilkan keuntungan selangit bagi para Taipan batubara. Bayangkan, mereka tidak usah susah-susah cari pembeli. Mereka mendapatkan untung besar dari menjual batubara dengan harga selangit kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN),” sindir Daeng.


Taipan Batubara dan Pemilik Pembangkit Listrik


Tidak hanya itu, para Taipan batubara ternyata memiliki banyak pembangkit listrik, yakni Independen Power Producers (IPP) yang menjual listrik mereka kepada PLN. Daeng menegaskan, harga jual listrik swasta kepada PLN sesuai peraturan berdasarkan patokan Harga Acuan Batubara (HBA).


“Jadi, para Taipan sudah untung besar dari menggunakan tambang batubara milik sendiri. Dan, untung besar dari menjual listrik mahal kepada PLN. Luar biasa jenius cara mereka mencari uang. Super jenius,” ujar Daeng.


Itulah mengapa para Taipan batubara, para Taipan pemilik pembangkit listrik swasta mitra PLN, tampaknya menurut Daeng sangat memikmati masa-masa indah mereka sepanjang pemerintahan ini.


“Bagaimana tidak? Batubara tinggal keduk langsung dapat uang. Pembangkit listrik tinggal impor dari Tiongkok langsung listriknya wajib dibeli PLN. Menyenangkan bukan?” tutup Salamuddin Daeng.


Baca juga : Keuangan Perusahaan Listrik Negara Dikuras oleh Perusahaan Batubara Sekaligus Pemilik Pembangkit Listrik

Halaman:

Tags

Terkini