peristiwa

Subsidi Listrik Bengkak Jadi Rp 59,99 Triliun

Senin, 23 Juli 2018 | 23:32 WIB
images_berita_2018_Jun_IMG-20180723-WA0025

Jakarta, Klikanggaran.com (24-07-2018) - Pemerintah memproyeksikan subsidi listrik untuk tahun 2018 meleset dari target APBN yang telah ditetapkan.

Proyeksi subsidi listrik yang telah ditetapkan sebesar Rp 52,66 triliun akan naik sebesar Rp 7 triliun menjadi Rp 59,99 triliun. Peningkatan itu disebabkan harga minyak dunia yang terus meroket dan pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan, selama enam bulan terakhir subsidi listrik sudah mencapai Rp 25,01 triliun. Sementara realisasi plus minus subsidi listrik itu baru bisa diketahui setelah ada pemeriksaan dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

Di lain pihak, Direktur Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsama Someng, menjelaskan, tahun depan Pemerintah mengusulkan kenaikan subsidi listrik mencapai Rp 53,96 - Rp 58,9 triliun.

Jumlah subsidi itu, lanjut Andy, mengacu pada asumsi kurs Rp13.000 - Rp14.000 per dollar AS, asumsi Indonesia Crude Price (ICP) USD 60 - 70 per barel, dan angka inflasi sebesar 3,5%.

Menurutnya, dalam waktu enam bulan terakhir, harga rata-rata ICP mencapai USD 66,55 per barel, sementara dalam APBN 2018 ICP dipatok hanya sebesar USD 48 per barel. Sampai akhir tahun ini diproyeksikan ICP mencapai USD 65 per barel.

"Nah, ICP mengalami kenaikan, tapi harga tidak naik. Karena itu subsidi harus naik," ungkapnya.

Faktor lainnya, peningkatan subsidi dikarenakan adanya kenaikan pelanggan PLN dengan daya 450 Volt Ampere (Va) dan 900 A. Peningkatan konsumsi pun tercatat sebanyak 4-5%. Selain itu, peningkatan pelanggan terjadi di daerah 3 T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Terkini