peristiwa

Saat Menteri Susi Diserang Jusuf Kalla dan Luhut, Gus Mus Tampil Membela

Rabu, 10 Januari 2018 | 05:01 WIB
images_berita_2018_Jan_IMG-20180110-WA0001

Jakarta, Klikanggaran.com (10-01-2018) - Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, terkait pembakaran serta penenggelaman kapal asing akhirnya menuai perlawanan.

Bahkan yang sudah terang-terangan menentang kebijakan menteri asal Pangandaran Jawa Barat ini bukan sembarang orang. Ia adalah orang nomor dua di negeri ini, yaitu Wakil Presiden, Jusuf Kalla, serta Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan.

Menurut Menteri Luhut, kapal asing yang ditangkap lebih baik disita dan dijadikan aset negara. Ia juga menyindir Menteri Susi, daripada sibuk menenggelamkan kapal, menurutnya lebih baik fokus untuk meningkatkan produksi dalam negeri agar pendapatan di sektor perikanan meningkat.

Seirama dengan Luhut, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga meminta Susi untuk menyudahi hobinya menenggelamkan kapal. Bahkan, ia berpendapat saat dijumpai awak media. Menurutnya tidak ada keharusan kapal-kapal yang ditangkap harus dibakar dan ditenggelamkan.

Mendapat perlawanan dari Wakil Presiden serta Menko Polhukam, nampaknya tidak membuat Susi gentar.

Susi membantah pendapat Jusuf Kalla, dan menjelaskan bahwa, terkait pembakaran dan penenggelaman kapal asing diatur dalam pasal 65 ayat (4) yang menyatakan, penyidik dan atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Aturan ini tertuang dalam UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

Perdebatan sengit antara Susi dengan Jusuf Kalla pun menimbulkan pro kontra. Tidak sedikit tokoh yang mendukung Menteri Susi untuk terus melanjutkan kebijakan menenggelamkan kapal asing.

Salah satu di antaranya adalah Kyai Kharismatik Ahmad Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus. Melalui akun twitter-nya @gusmusgusmu ia berkomentar, “Menurutku, ibu @susipudjiastuti hanya menjaga dan membela kepentingan Indonesia dan nelayan/rakyat Indonesia. Semoga Alläh menjaga dan membela beliau.”

Nampaknya perdebatan tentang penenggelaman kapal asing masih akan terus berlanjut. Mari kita lihat sampai isu ini kembali tenggelam dengan sendirinya.

Terkini