KlikAnggaran.Net- Jumat, 28 Mei 2016, wartawan klikanggaran berkunjung ke Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, lokasi yang jauh dari pusat Kota Palembang. Sebuah kunjungan biasa, tetapi mencari "makna". Kunjungan sebagai bagian dari tugas jurnalistik.
Wartawan klikanggaran menyempatkan diri mengobrol bersama beberapa masyarakat setempat. Mendengarkan "keluh kesah" mereka terhadap berbagai permasalahan masyarakat, baik yang mereka dengar maupun mereka rasakan. Seperti dalam masalah pelayanan kesehatan, keluh kesah sebagai petugas kesehatan, yaitu sebagai perawat, diceritakan oleh seorang mantan perawat di sebuah puskesmas. Sebut saja namanya Selviani, alumni D3 Keperawatan.
"Saya berhenti bekerja di Puskesmas, lalu memilih menikah dan membuka usaha warteg, karena biaya pelayanan digratiskan oleh Pemerintah. Upah yang seharusnya ada sebagai bentuk balas jasa, malah digratiskan juga. Kalaupun ada tak seberapa dibandingkan dengan pengorbanan perawat. Terkadang kita begadang dan tidur di brankas. Saya tidak mengerti, sistem yang diterapkan salah, atau memang begitu resiko bagi perawat?"
Lebih lanjut Selviani mengatakan, "Mungkin itu, Mas salah satu dampak dari banyaknya pengangguran yang berlatar belakang perawat."
Sebagai pengunjung, saya hanya menundukkan kepala dan sesekali saya tersenyum lalu mengatakan, "Bu, bagi saya profesi perawat lebih mulia dari profesi lainnya. Keluhan perawat tertutupi dengan tuntutan 4 S (senyum, sapa, sopan, santun). Jeritan perawat tertutupi dengan isu politik dan kasus perceraian artis di TV yang sama sekali tidak penting untuk di-publish. Politik adalah leluhur, politisi adalah pemimpin, tapi sayang politik tak semulia yang di terapkan, Bu."
Namun, ada yang lebih menarik dari cerita selviani. Dengan nada bicara yang tinggi, selviani mengatakan, "Pernah saya ngalamin, dan frustasi terhadap pelayanan yang ada di Rumah Sakit/ Puskemas. Waktu itu saya melahirkan anak pertama, tetapi pelayanan yang dilakukan sangat ketat dan terlambat untuk ditindaki karena menurut pihak Rumah Sakit sebelum pasien dipasangin Infus atau sebelum perawatan berlanjut, lebih dulu pasien harus mengisi formulir yang telah disiapkan. Tahu sendiri kan mas, terkadang kita sangat dipersulit di bagian administrasi. Anak saya meninggal karena lambat dilakukan penindakan oleh pihak RS. Harusnya rumah sakit lebih mendahulukan pelayanan baru administrasi. Jangan dulu isi formulir karena itu bisa fatal akibatnya, apalagi dengan pasien kritis," kata Selviani.
Berikut sedikit suara hati Ketua PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Makasar, Abdul Haris Awie:
Lihatlah bangunan-bangunan tinggi, berdiri dan duduk pada pondasi dasarnya yang kuat dan kokoh. Jika saja susunan batu dari bangunan tersebut tidak ditempatkan di atas pondasi, jelas bangunannya akan lemah bahkan "runtuh".
Pondasi dasarku adalah perawat, sampai kapan pun aku di sini.
Aku bangga dengan hal ini, sangat bangga, meski di antara kebanggaan menelisik perih, ketika kutahu bahwa, bahkan kamu bekerja 24 jam tidak diupah.
Malaikat tak bersayap, katanya. Bagiku bukan, tapi pemalaikatan yang dilaparkan. Di negara yang menjamin kemerdekaan, "katanya", kemudian sesekali disoraki pujian bahkan di saat kelaparan untuk dipaksa tersenyum.