Asroni adalah perantau dari NTB (Nusa Tenggara Barat) yang sudah meraih gelar sarjana dari Program Studi Syariah/Hukum Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Aqidah AL Hasyimiyyah, Jakarta. Sekarang, Asroni memulai kariernya sebagai seorang wirausahawan dengan menjadi distributor buku Ustadz Yusuf Mansur, di koperasi STAI Al Aqidah, Jl. Kayu manis, Matraman.
Asroni, yang biasa di sapa Roni oleh teman-temannya, mengkritisi kebijakan Kementrian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia, lewat status BBM (Balckberry Massengerr), setelah mengikuti Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) (29/4), dengan tema “Ekspor Fan” di kantor PPEI Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Ini kementrian apa perampok, bukannya mencerdaskan anak bangsa malah adanya pembohongan,” tulis Asroni di status BBM-nya, Sabtu, (30/4).
Setelah ditanya via telpon oleh Klikanggaran, Asroni menjelaskan keluhannya. "Begini, berawal dari rencana saya mau menjual jagung, karena saya melihat di daerah saya di Sumbawa NTB (Nusa Tenggara Barat) sekarang panen jagung sangat meningkat sekali, sampai boleh di katakan stok yang ada di sana sampai 1000 ton bahkan lebih," jelas Asroni, lewat via telepon. Kemudian, Asroni menghubungi dan menanyakan ke Kemendag, bagian Pendidkan Pelatihan Ekspor Indonesua (PPEI) tentang bagaimana prosedur untuk mengekspor jagung.
Kemendag hanya memberikan tanggapan dengan kata "Iya" dan selanjutnya Asroni diminta mengikuti PPEI, tapi dengan syarat prabayar. "Itu kan sebuah pendidikan. Boleh tanya, Pak, cara kita ekspor jagung itu bagaimana, ya Pak?” tanya Asroni. Namun, respons pihak Kemendag adalah dengan mengirim gambar prosedur pelatihannya. Kesal atas respons Kemendag, lalu Asroni menyindir Kemendag lewat status BBM. "Parah, Pemerintah kita sudah pada error semua," pungkasnya.