Jakarta, Klikanggaran.com (26/9/2017) - Hari Senin tanggal 25 September 2017 kemarin, Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Bawen - Salatiga yang dianggap punya panorama terindah se-Indonesia dengan latar Gunung Merbabu. Dalam peresmian ini, Presiden didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Ruas Tol Bawen - Salatiga yang diresmikan oleh Presiden ini dirancang sepanjang 17.6 kilometer dan merupakan seksi III dari Jalan Tol Semarang - Solo dengan total panjang 73 Kilometer. Pembangunan konstruksi dimulai bulan Juli 2009, dengan menyiapkan pagu anggaran sebesar Rp 7.304 triliun.
Tapi sayang, dari laporan yang diterima Klikanggaran.com diketahui bahwa, meskipun penanggung jawab proyek Jalan Tol Semarang - Solo adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat, Badan Pengatur Jalan Tol, tetapi skema atau sumber pendanaan bukan sepenuhnya berasal dari APBN.
Jadi, pemerintah membangun Jalan Tol Semarang - Solo memakai dana dari swasta, atau memakai skema pendanaan KPBU, atau kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha? Demikian kurang lebih pertanyaan publik. Apa jawabannya kalau ada pertanyaan publik seperti ini? Juga atas pertanyaan lain yang muncul, apa enak dan bangganya, meresmikan jalan tol yang sumber pendanaannya milik swasta, Pak Presiden?
Untuk diketahui, ruas tol Bawen - Salatiga ini dirancang sepanjang 17.6 kilometer, dan merupakan seksi III dari jalan tol Semarang - Solo dengan total panjang 73 kilometer. Sedangkan untuk seksi I dan II sudah lebih dulu selesai dan sedang beroperasi. Bahkan, jalan tol ini sepanjang 22,8 kilometer dari Semarang sampai Bawen.
Rinciannya, seksi I ruas Semarang - Unggaran panjang 10,8 kilometer. Sedangkan seksi II ruas Ungaran - Bawen sepanjang 12 kilometer, dan sisa ada dua seksi lagi, tapi kontruksi belum dikerjakan. Yaitu Salatiga - Boyolali panjangnya 24,14 kilometer dan Boyololi - Kertosuro panjangnya 8,41 kilometer.