Klikanggaran.com (8/10/2017)—Sejak awal Oktober ini, Kementrian Sosial (Kemensos) melakukan rekrutmen pendamping program keluarga harapan (PKH) sebanyak 16.092 orang, demikian disampiakan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial, Harry Hikmat.
Menurut Harry, rekrutmen ini dalam rangka perluasan program PKH dan juga untuk mengimbangi penambahan keluarga penerima manfaat (PKPM) PKH di tahun 2018 yang diterbitkan 10 juta.
Berdasarkan Pengumuman Seleksi SDM Pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2017 Nomor 002/Ljs.Jsk.Tu.Pansel/10/2017, dibutuhkan sebanyak 16.092 orang pendamping, yang terdiri dari 14.227 orang Pendamping sosial, 877 orang pekerja Sosial Supervisor, 77 Administrator, 607 orang Database 607 dan Asisten Pendamping sebanyak 172 orang bagi TKSK.
Sementara pendaftaran, digunakan aplikasi berbasis Android dengan nama "Seleksi SDM PKH Tahun 2018" mulai 9 Oktober 2017 pukul 00:00 WIB. Selain itu, Kemensos RI juga akan merekrut koordinator kabupaten dan kota sebanyak 193 orang dan koordinator wilayah sebanyak sembilan orang serta tujuh orang koordinator regional.
Sayangnya, dari analisis Tim Klikanggaran, rekrutmen besar-besaran tersebut dikhawatirkan tidak transparan. Dalam pengumuman Seleksi SDM PKH Tahun 2018 tersebut, disebutkan terdapat dua seleksi yang akan dihadapi oleh calon pendamping PKH, yaitu seleksi admnistrasi dan seleksi kompetensi bidang. Penjelasan terhadap standar kelulusan dari tes tersebut tidak disebutkan. Selain itu, panitia seleksi tidak menjelaskan apakah hasil seleksi itu diumumkan lengkap dengan hasil tes yang dicapai oleh semua peserta atau tidak.
Kedua tes seleksi itu rawan tindakan kecurangan yang bisa dilakukan oleh panitia seleksi sebab hasil tes seleksi yang didapatkan oleh seorang peserta tidak diketahui peserta lain. Artinya, jika seorang peserta dikatakan tidak lulus tes seleksi semestinya dia bisa membandingkan hasil tes seleksinya dengan peserta lain yang dinyatakan lulus.
Klikangaran menyarankan agar Kemensos menggunakan Computer-Based Test (CBT) untuk tes kompetensi bidang, dengan hasil tes yang bisa dilihat oleh peserta seleksi sesaat setelah peserta tes tersebut menyelesaikan tes tertulisnya.
Apakah Kemensos berani?