Jakarta, Klikanggaran.com (4/11/2017) - Telah beredar di media sosial mengenai surat dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ditandatangani oleh Dekan FEB, Eko Suwardi. M.Sc., Ph.D. Surat tersebut tentang usulan jalur penerimaan mahasiswa baru melalui seleksi bibit unggul yaitu bisa dan paham seni membaca kitab suci dan hafalan kitab suci.
Calon mahasiswa baru yang bisa seni baca kitab suci dan hafalan kitab suci, akan langsung diterima di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Meskipun hal ini baru sebatas usulan, apa yang akan dilakukan FEB UGM tersebut bagi sebagian netizen sangat aneh dan janggal.
Ada Nitizen yang menyatakan bahwa usulan cara penerimaan mahasiswa baru seperti ini merupakan hal tidak wajar, dan tidak ada relevansinya antara fasih baca Al-quran dengan ekonomi. Kalau test seperti fasih membaca Al-quran dilakukan pada Universitas Islam Negeri atau Fakultas Ilmu Islam, masih dianggap sebuah kewajaran.
Terkait hal tersebut, ada netizen yang menyindir dengan sangat pedas. Dimana dinyatakan bahwa seleksi masuk FEB UGM dengan keharusan fasih baca Al-quran itu seperti akan masuk Universitas Khilafa, negara ISIS.
Atau, kata netizen, jangan-jangan model seleksi penerimaan mahasiswa baru seperti ini adalah sebuah strategi untuk melawan komitmen pemerintah dan kalangan pendidikan tinggi dalam melawan radikalisme yang saat ini sedang berkembang di kampus-kampus?
Kita tunggu saja penjelasan dari Rektor UGM mengenai usulan dalam surat tersebut. Walaupun memang sudah ada penjelasan dari Humas UGM mengenai penolakan usulan tersebut, tapi sepertinya publik masih belum puas.
Apalagi, penjelasan dari akun twitter FEB UGM atau @feb_ugm menyatakan maaf atas adanya surat tersebut. Seharusnya surat itu tidak untuk dipublikasi, karena bersifat usulan internal dari fakultas ke wakil rektor.