Babak kedua: Menahan dan mematikan
Memasuki babak kedua, PSG berusaha bangkit. Mereka meningkatkan intensitas, tetapi Robert Sanchez tampil solid. Kiper Spanyol itu melakukan beberapa penyelamatan penting, termasuk menggagalkan sepakan dekat Ousmane Dembele.
Baca Juga: Jadi Ikon Anak Negeri, Dul Jaelani Ungkap Didikan Ahmad Dhani dan Maia Estianty: Rumah Kami Rapi
Chelsea dengan cerdas menurunkan garis pertahanan, menunggu PSG lengah untuk counter. Liam Delap yang masuk menggantikan Joao Pedro hampir saja menambah gol setelah dua kali memaksa Donnarumma melakukan penyelamatan.
Kans PSG semakin menipis ketika Joao Neves diusir wasit. Awalnya hanya kartu kuning, tapi VAR memanggil wasit melihat monitor dan tampak jelas Neves menarik rambut Cucurella, berbuah kartu merah langsung.
Chelsea terus disiplin hingga akhir. Saat peluit panjang berbunyi, para pemain dan fans The Blues bersorak gembira.
“Pertunjukan luar biasa di babak pertama sudah cukup untuk membuat kami jadi juara dunia. Kini gelar itu resmi milik The Blues,” tulis Chelsea dalam laman resminya.
Baca Juga: Resmi Dikukuhkan, Forum PATBM Diminta Hidupkan Inovasi Perlindungan Hak Anak
Faktor kunci kemenangan Chelsea
Kemenangan Chelsea tidak terjadi secara kebetulan. Beberapa faktor kunci menjadi penentu:
- Pressing tinggi sejak awal membuat PSG tak nyaman membangun serangan.
- Duet Palmer-Joao Pedro menebar ancaman konstan dengan pergerakan lincah.
- Organisasi pertahanan solid, terutama Cucurella & Chalobah yang mematahkan banyak crossing PSG.
- Distribusi cerdas Enzo Fernandez & Moises Caicedo, menjaga ritme di tengah.
- Serta tentu saja, magis Cole Palmer yang membuat dua gol plus satu assist.
Chelsea kini sah menjadi klub terbaik dunia dengan trofi Club World Cup, menambah koleksi setelah Conference League musim lalu. Bagi fans The Blues, ini penegasan bahwa era baru di bawah Maresca berjalan di jalur yang tepat.**