JAKARTA, Klikanggaran-- Maraknya perdebatan di media sosial, ditambah munculnya pernyataan kontroversi salah satu Ketua PB PGRI yang membawa diksi sekolah didirikan bukan untuk membela Palestina, dan terakhir adanya kasus Guru SD di Jakarta menyebarkan hoaks Israel-China mendorong Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI DKI Jakarta mengeluarkan resolusi tentang sikap guru dalam hubungan Israel, Palestina dan Indonesia.
Bertempat di Gedung Guru Jakarta (25/5) Ketua APKS PGRI DKI Jakarta Sumardiansyah Perdana Kusuma didampingi Ketua PGRI DKI Jakarta Adi Dasmin menyampaikan resolusi yang berisikan pesan agar para guru senantiasa meningkatkan kompetensinya dan peka terhadap isu-isu kontekstual. Guru harus mampu menyikapi isu-isu yang berkembang secara dialogis, konstruktif, dan akademis. Jangan sampai guru termakan berita hoax yang kebanyakan bersumber dari media sosial dan cenderung memecah belah kita sebagai bangsa, ungkap Sumardiansyah.
Sumardiansyah melihat persoalan Israel dan Palestina harus dilihat secara menyeluruh, objektif, dan komprehensif dalam upaya membangun jembatan perdamaian serta menjaga nilai-nilai luhur yang bersandar pada kemanusiaan. Guru harus tampil sebagai agen perdamaian yang selalu berpihak atas nama kemanusiaan.
Sejarah memberikan pelajaran betapa Indonesia konsisten dan nyata mendukung perjuangan rakyat Palestina sejak Konferensi Asia-Afrika 1955 sampai pernyataan terbaru Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang mengecam Israel di Sidang Majelis Umum PBB 20 Mei 2021. Dari sisi Palestina, pernyataan Mufti Besar Syaikh Muhammad Amin Al Husaini melalui siaran radio di Berlin 6 September 1944 memberikan fakta Palestina adalah diantara pihak pertama yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Dukungan bangsa Indonesia, khususnya PGRI terhadap Palestina adalah sebuah keharusan yang selaras dengan Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan ketentuan dalam Anggaran Dasar PGRI itu sendiri, tegas Sumardiansyah yang juga merupakan Guru Sejarah di SMAN 13 Jakarta.