“Anggap saja seperti mengisi lubang. Virus corona telah merobek jantung ekonomi. Pemerintah harus mengisinya, entah dengan meminjam benang, membeli jarum, dan mempekerjakan orang untuk menjahit dan menjahit - atau seperti lubang di kain,” jelasnya.
Microsoft: Permintaan Akan Aplikasi Telekonferensi Terus Meningkat
Menurutnya langkah ini sangat penting untuk dilakukan saat ini, sesegera mungkin. Sebab, jika tidak dilakukan maka negara tersebut tidak akan memiliki ekonomi sama sekali untuk dipertahankan ke depannya. Deflasi besar-besaran adalah keniscayaan setelah peningkatan pengangguran.
Uang tak lagi hanya diartikan sebagai alat tukar. Uang adalah fiksi sosial, barang publik, yang penggunaannya harus dimaksimalkan dan diperluas secara radikal dan dramatis.
Dia menyebut langkah ini sebagai investasi berskala besar untuk menyelamatkan jiwa manusia dan menyelamatkan dunia sosial. Saat ini menurutnya adalah momen yang tepat untuk masyarakat masuk ke dalam utang besar-besaran, investasi besar-besaran, untuk mempertahankan ekonominya.
Dalam falsafah ekonomi, kapitalisme memang telah meyakinkan dunia bahwa utang adalah hal yang menakutkan. Padalah, menurutnya utang, kredit, uang, ataupun finansial hanyalah bagian dari konstruksi sosial belaka.
Pemerintah perlu meminjam sumber daya secara artifisial dari dirinya sendiri, untuk masa depan semua orang, hari ini juga. Kalaulah tidak demikian, maka menurutnya masyarakat dan pemerintah perlu bersiap-siap tidak lagi memiliki hari esok.
[Sumber: Bisnis]