Anjas mengaku, Ia membuat aplikasi ini lantaran upayanya memerangi diskriminasi terhadap kaum difabel. Ia melihat banyak sekali perlakuan diskriminatif terhadap penyandang disabilitas seperti yang pernah dialaminya sendiri. Ia bahkan pernah ditolak masuk sekolah menengah karena dianggap tidak mampu.
Anjas berkeyakinan bahwa diskriminasi itu terjadi lantaran masyarakat tidak terbiasa menerima orang-orang yang memiliki keterbatasan sejak usia dini. Oleh karena itu, aplikasi yang dirancangnya dibuat seperti game di android yang bisa dimainkan oleh anak-anak sambil memahami bahasa isyarat dengan harapan mereka familiar dengan keberadaan orang-orang difabel sejak kecil.
Hasil akhirnya adalah, sebuah upaya mulia berbuah sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya mereka yang menyandang disabilitas, sehingga menjadi setara, mendapatkan perlakuan sama, dan diakui memiliki prestasi hebat.
Menanggapi perjuangan dan prestasi yang diraih oleh Anjas, Kemenpora melalui Deputi Bidang Pengembangan Pemuda akan memberikan penghargaan kepada Anjas sebagai Pemuda Hebat 2019.