komunitas

Menulis Sejarah Secara Populer

Kamis, 15 Desember 2016 | 14:17 WIB
images_HUMAIDI-FIS

Jakarta, Klikanggaran.com - Kamis pagi, 15 Desember 2016, Laboratorium Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan pelatihan penulisan sejarah. Dua pembicara dihadirkan mewakili masing-masing tema yang disampaikan, yakni "Menulis Sejarah Secara Populer" oleh Bonnie Triyana, dan "Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)" oleh Drs. Abrar, M.Hum.

Workshop sejarah ini dimoderatori oleh Nur'aini Martha, M.Hum, pengajar di Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNJ. Dalam pendahuluan kegiatan, Humaidi, M.Hum sebagai ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari proses pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kehadiran dua pembicara dengan dua tema yang berbeda ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru, terutama dalam pengembangan dan peningkatan kualitas PTK serta menulis sejarah secara Populer. Dr. Muhammad Zid, Dekan FIS UNJ, dalam sambutannya juga menyambut baik kegiatan workshop ini.

"Untuk peningkatan kualitas guru dan dunia pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial UNJ selalu mendukung apabila kegiatan-kegiatan seperti ini terus dilakukan," ujar Pak Zid.

Dalam penyampaian mengenai PTK, Drs. Abrar yang sehari-hari mengajar di Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNJ memberikan gambaran secara umum mengenai pelaksanaan PTK, apa yang harus dilakukan serta bagaimana penulisan laporan hasil PTK. Pelaksanaan PTK juga bertujuan sebagai alat monitoring evaluasi diri personal seorang guru dalam proses belajar yang biasa ia lakukan di dalam kelas.

Pada paparan kedua, Bonnie Triyana menjelaskan cara menulis artikel populer sejarah. Bonnie Triyana yang juga pemimpin redaksi majalah Historia memberi sebuah rumusan bahwa untuk menghasilkan sebuah artikel sejarah populer, harus sebisa mungkin mencari sumber yang melimpah, terutama sumber primer.

"Seperti seorang cheff, kalau hanya menggunakan bahan seadanya, maka makanan yang dibuat pun bisa seadanya alias tidak bisa maksimal," ujar Bonnie Triyana.

Semakin banyak sumber yang digunakan, maka semakin lengkap kita memahami suatu kebenaran sejarah. Salah satu kekuatan sebuah artikel sejarah adalah informasi dan analisa yang didasarkan referensi yang melimpah.

Pelatihan yang dihadiri oleh 45 orang guru sejarah se-Jadebotabek ini diakhiri dengan proses diskusi. Banyak guru yang secara kritis menanyakan hal-hal menarik kepada kedua pembicara. Misalnya saja, menenai kebenaran sejarah yang selalu dimaknai berbeda oleh rezim pemerintahan. Bonnie Triyana memberikan jawaban bahwa kebenaran sejarah hanya dapat didekati, tidak ada kebenaran sejarah yang obyektif. Bagaimanapun tidak ada yang mampu mengulang secara persis sebuah peristiwa sejarah, bahkan sejak memilih tema suatu karya sejarah saja sudah termasuk subyektifitas. Di penghujung acara, para guru juga menyarankan kepada Bonnie Triyana agar majalah Historia dapat didapatkan lebih mudah, kalau bisa didistribusikan lewat jejaring guru sejarah agar bisa lebih maksimal.

 

Tags

Terkini