komunitas

IKA PMII: Regenerasi atau Stagnasi? Munas VII Jadi Penentu

Jumat, 21 Februari 2025 | 22:45 WIB
Ketua IKA PMII Bengkulu, Subhan (Dok)

KLIKANGGARAN – Musyawarah Nasional (Munas) VII Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) yang digelar di Jakarta pada 21-23 Februari 2025 semakin kental dengan tuntutan regenerasi kepemimpinan.

Ketua IKA PMII Bengkulu, Subhan, menegaskan bahwa Munas kali ini harus menjadi momentum bagi lahirnya pemimpin baru yang lebih segar dan siap membawa organisasi ke arah yang lebih dinamis.

Dalam wawancaranya, Subhan menyatakan bahwa aspirasi untuk melakukan regenerasi bukan hanya datang dari segelintir pihak, tetapi sudah menjadi suara mayoritas di kalangan pengurus dan anggota.

Banyak kader dan alumni PMII dari berbagai daerah menginginkan adanya pembaruan dalam struktur kepemimpinan agar organisasi ini tetap relevan dan progresif.

Baca Juga: RAMPAS SETIA 08 BERDAULAT Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Bupati Nagan Raya masa jabatan 2025-2030

“Regenerasi bukan sekadar pergantian figur, tetapi juga penyegaran visi dan semangat perjuangan. Kita butuh pemimpin baru yang bisa memahami perubahan zaman, beradaptasi dengan tantangan baru, dan membawa IKA PMII ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Subhan.

Menurutnya, kepemimpinan yang terlalu lama didominasi oleh generasi yang sama cenderung menghambat inovasi dan sulit menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman. Oleh karena itu, memberikan ruang lebih luas bagi generasi baru adalah langkah yang harus segera diwujudkan.

Dorongan untuk melakukan regenerasi dalam tubuh IKA PMII bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor utama yang membuat tuntutan ini semakin kuat dan mendesak.

Menjawab tantangan era digital. Dunia terus berkembang dengan pesat, dan organisasi yang stagnan akan tertinggal. Pemimpin baru yang lebih peka terhadap teknologi dan perubahan sosial diperlukan agar IKA PMII tetap relevan dalam menghadapi dinamika global.

Menghindari siklus kepemimpinan tertutup. Kepemimpinan yang terus-menerus dipegang oleh generasi yang sama berisiko menciptakan siklus yang eksklusif dan kurang inklusif bagi kader-kader muda yang ingin berkontribusi.

Regenerasi akan membuka lebih banyak peluang bagi kader potensial untuk tampil dan membawa perubahan.

Meningkatkan efektivitas organisasi. Pemimpin baru akan membawa energi dan cara pandang yang lebih segar, yang dapat meningkatkan efektivitas dalam menjalankan program kerja dan membangun sinergi yang lebih luas dengan berbagai pihak.

Baca Juga: Inilah Sosok Ramengvrl, Rapper Perempuan Kolaborasi dengan NOAH pada Single 'Suara dalam Kepala', Siapa Sebenarnya?

Meningkatkan partisipasi dan kaderisasi. Jika regenerasi berjalan baik, maka lebih banyak kader muda yang akan tertarik untuk aktif berkontribusi, sehingga organisasi dapat terus melahirkan pemimpin-pemimpin berkualitas di masa depan.

Halaman:

Tags

Terkini