KLIKANGGARAN--Ade Sumaedi, S.T., M.Kom., adalah salah salah satu dosen yang mengajar di Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pamulang (Kampus Kota Serang). Ade mengajar di kampus yang tergabung di Yayasan Sasmita Jaya sejak tahun 2022.
Selama mengajar, banyak di kalangan mahasiswa yang mengakui ketertarikannya atas model pembelajaran yang disampaikan oleh pria yang akrab disapa Pak Ade itu.
Namun siapa sangka, dibalik perjuangannya dalam mengajar para mahasiswanya, Ade Sumaedi memiliki kisah perjalanan hidup yang cukup pelik sehingga sangat mencambuk bagi generasi sekarang yang mendengarnya.
Lelaki bernama Ade Sumaedi kelahiran Majalengka, 11 Oktober 1987, dibesarkan dalam keluarga sederhana. Orang tuanya, Ono Haryono dan Icih Sulastri bekerja sebagai Buruh Tani dengan upah secukupnya.
Kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu, ditambah memiliki adik bernama Asep Muhamad Rudiana, mengharuskannya memiliki rasa tanggung jawab besar sejak usia dini, tepatnya di kelas enam sekolah dasar.
Hal itu dibuktikan dengan membantu merawat kambing milik orang tua. Merawat kambing sekaligus menjadi sarana belajar dan bekerja.
Berbeda dengan anak-anak seusianya yang suka bermain, masa kecil Ade dihabiskan dengan menggembalakan kambing sehabis pulang sekolah bahkan dilakukan di hari Minggu.
Semangat belajar yang tinggi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang sekarang dikenal sebagai Sekolah Menengah Pertama (SMP) setelah lulus dari Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2000. Semangat tersebut hampir pupus karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan meski akhirnya dia memaksakan untuk masuk ke SLTP 2 Dawuan sebagai tempat pilihan dalam menimba ilmu.
Baca Juga: YA Akui Benamkan Kepala Dante, Anak Tamara Tyasmara, Alasannya di Luar Nalar!
“Sebenarnya kemampuan sendiri untuk masuk ke SLTP sangat kurang,” tutur Ade Sumaedi.
Lagi-lagi karena merasa tidak enak hati melihat keadaan ekonomi keluarga yang kurang, Ade berusaha meringankan pekerjaan orang tua yang setiap hari mengirimkan sayuran ke desa neneknya. Kegiatan tersebut kini diambil alih oleh beliau sendiri, bersamaan dengan waktunya berangkat ke sekolah.
Meski terkadang diejek oleh beberapa temannya, tekad untuk membantu beban orang tua tidak pernah surut. Ejekan teman-temannya justru makin memantapkan tekad Ade untuk menunjukkan bahwa meskipun berasal dari keluarga Buruh Tani, beliau mampu menjadi anak yang berprestasi.
Baca Juga: Ini Momen Cak Imin Ganti Lirik Sholawat jadi Syair Kritikan 'Indonesia Bukan Milik Dinasti', Viral!