advertorial

Mocaf 4.0, Ternyata Belum Banyak yang Tahu Betapa Besar Peran Singkong bagi Industri

Sabtu, 9 Mei 2020 | 22:55 WIB
Mocaf dan Singkong


Jakarta, Klikanggaran.com -- Seperti diketahui, Pemerintah telah menetapkan roadmap Industri 4.0 agar masuk dalam Top 10 negara pada tahun 2030. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah telah memilih lima sektor industri utama yang akan menerapkan Industri 4.0, salah satunya adalah industri makanan dan minuman.


Sejalan dengan program Making Indonesia 4.0 tersebut, Balai Besar Industri Agro (BBIA), salah satu unit litbang milik Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, telah meluncurkan Mocaf 4.0 pada peringatan 100 tahun BBIA di Bogor, Kamis (5/9/2019).


-
Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour)

Mocaf atau modified cassava flour adalah produk tepung dari ubi kayu yang diproses dengan cara memodifikasi sel ubi kayu melalui fermentasi. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (IDEF), Enny Sri Hartati, sebelumnya menilai, tepung mocaf dapat mendorong daya saing industri makanan di dalam negeri.


“Jika upaya itu banyak dibina di kawasan, maka akan cukup besar potensinya. Asumsinya, satu kawasan sekian ton, tinggal dikalikan saja berapa kawasan bisa dikloning menjadi bisnis model tersebut,” jelasnya saat itu.


Enny juga menyatakan, tepung mocaf dapat menjadi substitusi terigu impor. Sebab, terigu menjadi kebutuhan bahan baku utama di sebagian banyak industri makanan yang berbasis tepung. Selain itu, terigu banyak variasi yang dapat dijadikan alternatif untuk produk lainnya.


Terkait hal tersebut, Agung Triatmoko, seorang usahawan dan pemerhati masalah singkong di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya mengatakan pada Klikanggaran.com pada Sabtu (09/05/2010), “Delapan dari sepuluh teman-teman yang saya tanya mengenai manfaat singkong menjawab bahwa singkong bisa dibuat kanji selain dikonsumsi sebagaimana banyak dijual di pinggir jalan."


Menurut pria yang akrab dipanggil Moko ini, ternyata baru sedikit masyarakat kita yang mengetahui bahwa singkong berperan sangat besar dalam industri saat ini.


Ambil contoh industri kertas, konon Ciwi Kimia membutuhkan tepung tapioka sebanyak 50.000 ton sebulan untuk produksi kertasnya. Chiel Jedang, produsen pakan ternak, membutuhkan 10.000 ton sebulan. Kemudian di industri kecil, contohnya industri kerupuk di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan ratusan pengrajinnya diperkirakan per hari membutuhkan lebih dari 500 ton tepung tapioka.


"Bisa kita hitung, ada berapa perusahaan mirip Ciwi Kimia, mirip Chiel Jedang, dan pengrajin-pengrajin makanan seperti kerupuk dan lainnya?" kata Moko.


Saat ditanya Klikanggaran.com manfaat lain singkong, Moko mengatakan, sangat banyak manfaat singkong bagi kehidupan manusia saat ini. Bahkan bisa dibilang, jika rumah kita diperas dan unsur-unsurnya dipisah, bisa jadi separonya terdiri dari singkong.


Satu hal lagi yang menurutnya lebih mudah untuk direnungkan adalah, kebutuhan tepung terigu yang bahan dasarnya adalah gandum. Dalam satu tahun kebutuhan tepung terigu menurut perkiraannya adalah senilai 15 trilyun, dan itu didapat dari impor. Sementara dari singkong sebetulnya bisa dibuat tepung setara terigu gandum yang bahkan diakuinya memiliki banyak kelebihan dibanding terigu gandum.


Tepung singkong yang fungsinya setara dengan terigu gandum inilah yang dikenal dengan nama MOCAF (Modified Cassava).


Modifikasi yang dilakukan terhadap singkong untuk menghasilkan tepung mocaf adalah dengan melalui proses fermentasi selama dua belas jam. Sayang sekali, pembuatan mocaf menurut Moko dikesankan sebagai proses produksi yang sulit.


Dia menjelaskan, kesulitan utamanya adalah adanya ketergantungan mutlak terhadap enzym yang digunakan sebagai starter saat proses fermentasi. Standarisasi tidak jelas starter juga membuat banyak kreator terbentur pada keterpaksaan untuk menggunakan starter keluaran tertentu.

Halaman:

Tags

Terkini

Wali Kota Resmikan SPBU dan Masjid Lubuklinggau

Jumat, 12 Februari 2021 | 11:13 WIB