Ia menekankan pentingnya keterbukaan produsen air minum terhadap sumber air baku yang digunakan, demi menjaga kepercayaan konsumen.
Selain itu, ia mengingatkan soal dampak ekologis dari pengambilan air tanah secara besar-besaran.
“Air tanah itu juga bagian dari sumber daya alam yang harus dijaga keberlanjutannya,” tambahnya.
Pasca-temuan tersebut, banyak pihak menyerukan agar produsen air minum dalam kemasan meningkatkan transparansi terhadap asal-usul bahan bakunya.
Isu Lama: Kemasan Galon BPA Kembali Disorot
Temuan Dedi Mulyadi kembali menyeret publik ke perbincangan lama terkait isu kemasan galon BPA yang pernah mencuat pada tahun 2023. Kala itu, dr. Richard Lee, influencer sekaligus dokter kecantikan, mengungkap temuan soal kandungan Bisfenol A (BPA) dalam kemasan galon berbahan polikarbonat.
“Setelah aku pelajari, memang benar di Eropa itu sudah dilarang penggunaan minuman galon menggunakan polikarbonat karena ada cemaran BPA-nya,” ujar dr. Richard Lee melalui akun TikTok pribadinya, @drrichardlee, pada Rabu, 4 Oktober 2023.
“Dan sangat mengejutkan sekali, merek terbesar di Indonesia masih menggunakan polikarbonat yang di dalamnya masih ada cemaran BPA-nya,” terangnya.
Meskipun pihak perusahaan kala itu membantah tudingan tersebut dengan menyebut produknya telah sesuai standar keamanan nasional, isu BPA tersebut tetap meninggalkan keraguan publik terhadap keamanan kemasan air mineral di Indonesia.
Kini, dengan munculnya kembali sorotan terhadap sumber air Aqua yang berasal dari sumur bor, publik menilai citra produk sebagai air pegunungan alami semakin dipertanyakan.**