Ini Penjelasan Kang Emil Soal Vaksin Covid-19 Made in Bandung

- Rabu, 12 Agustus 2020 | 10:39 WIB
IMG_20200812_103002
IMG_20200812_103002



Jakarta, KlikAnggaran.com — Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat  memberikan penjelasan mengenai vaksin Covid-19 yang bakal diproduksi PT Bio Farma di Bandung, Jabar. Salah satu penjelasannya adalah mengenai efek samping.




"Efek samping dari vaksin biasanya yang saya tahu dan menurut konfirmasi adalah kadang-kadang demam sesaat atau bengkak karena suntikan. Biasanya hanya dua itu. Dan orang tetap boleh berkegiatan setelah disuntikkan itu," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil pada Selasa (11/8/20) melalui video yang diunggah di akun YouTube Humas Jabar.


Dia menegaskan, pemberian vaksin merupakan bentuk pencegahan untuk meningkatkan imunitas manusia melalui imunisasi. Vaksin ini dihasilkan dari virus yang menyebar di masyarakat.


"Vaksin yang akan dihadirkan oleh Bio Farma adalah dari virus yang sudah dimatikan, nanti dua kali penyuntikan," ujar Kang Emil.


Dia juga membantah Indonesia hanya fokus pada vaksin Covid-19 yang datang dari China. Menurut Kang Emil, ada sejumlah vaksin yang dikembangkan di antaranya dari China, Korsel, Inggris, dan asli dari Indonesia.





"Dan untuk siap diproduksi harus lewat tiga tes. Tes pertama di bawah 100 orang, tes kedua melewati 100 orang, tes ketiga 1.000 orang. Dari semua ini yang paling siap yang dari Sinovac atau yang dari China," kata Kang Emil.


"Jadi jangan asing aseng asing. Yang penting kita lagi perang mana yang siap dipakai nembak musuh itu yang kita pergunakan," lanjutnya.


Dikatakan, ketiga tes ini bakal dilakukan Bio Farma sebagai BUMN yang selama ini memang memproduksi dan menjual vaksin. Dia menegaskan, kemampuan Bio Farma tak perlu diragukan.


"Sudah teruji produknya selalu halal, kerja sama dengan tim kesehatan Unpad, dan sudah ekspor ke mana-mana dan prosedurnya memang tiga, dua tes di negeri sendiri, tes ketiga di negeri yang membutuhkan," ujar Kang Emil.


Dia juga mengingatkan vaksin ini tidak dibeli dari luar negeri. Hanya saja, rumus untuk menghasilkan vaksinnya yang dikerjasamakan, tapi produksinya dari 0-100% ada di Bandung melalui bio Farma


"Prosesnya, dicari relawan sejumlah 1620, kenapa angkanya khusus karena ini angka statistik, sampel. Sudah lebih dari cukup untuk mengukur apakah imunitasnya naik atau turun," kata Kang Emil.


Sumber: cnbc Indonesia



Editor: Nisa Muslimah

Tags

Terkini

X