Cacar Monyet: Statusnya Ditetapkan Satu Tingkat di Bawah Status Pandemi

- Minggu, 24 Juli 2022 | 06:52 WIB
Direktur WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus (Instagram/ @drtedros)
Direktur WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus (Instagram/ @drtedros)

KLIKANGGARAN -- Tahukah Anda bahwa wabah cacar monyet dimulai di antara pria gay di Eropa pada bulan Mei lalu dan penyebarannya kian mengkhawatirkan?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu (23/7) menetapkan penyebaran global cacar monyet sebagai 'Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional'.

Status penyebaran global cacar monyet berada satu tingkat di bawah status pandemi yang ditetapkan untuk Covid-19.

Sekarang terdapat 16.000 kasus cacar monyet yang tercatat di 75 negara, lansir Russia Today dengan mengutip Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: Orang Yahudi Masuk Mekah Bikin Rekaman ketika Puncak Haji di Arafah: Arab Saudi Tangkap Warganya

Wabah cacar monyet adalah wabah penyakit pertama yang diberi label darurat kesehatan masyarakat oleh WHO sejak Covid-19 pada Januari 2020, dua bulan kemudian dinyatakan sebagai pandemi global oleh organisasi tersebut.

“Kami memiliki wabah yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat, melalui mode penularan baru, yang terlalu sedikit kami pahami,” kata Tedros setelah berdiskusi dengan komite darurat WHO.

Menunjuk pada penyebaran cacar monyet di negara-negara yang secara tradisional tidak ditemukan, serta risikonya terhadap kesehatan manusia, Tedros menambahkan bahwa "untuk semua alasan ini, saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.”

Baca Juga: Comic-Con: Seri Prekuel The Lord Of The Rings : The Of Power jadi Perhatian Pengunjung, Kapan Tayang?

Monkeypox mirip dengan cacar manusia, yang diberantas pada tahun 1980, dan endemik di beberapa bagian Afrika barat dan tengah.

Gejala awalnya termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, dan kelelahan, dan mereka yang menderita mengembangkan lesi kulit yang khas.***

 

Editor: Insan Purnama

Sumber: rt.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X