Jakarta, Klikanggaran.com - Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, menilai sengkarut mega proyek RDMP Pertamina Balikpapan bisa menjadi kasus yang besar.
"Kalau semua data dari temuan BPKP di Pertamina yang muncul saat ini benar, maka sungguh ini kasus yang besar," ungkap Salamuddin Daeng kepada media, Kamis, 7 Oktober 2021.
Salamuddin Daeng mengatakan, peningkatan nilai kontrak yang tidak wajar dan pembengkakan nilai kontrak akan membebani Pertamina. Hal ini mengingat proyek-proyek Pertamina sekarang pasti dibiayai dengan utang.
Baca Juga: Bikin Uang Palsu Rp24 Miliar, Gufron Divonis 12 Tahun dan Denda Rp10 Miliar
"Proyek ini tampaknya rawan menjadi bancakan dan konflik antar oligarki, dan punya nuansa politik yang kental," ulasnya.
Tak hanya itu, Salamuddin Daeng juga menilai, mega proyek RDMP Pertamina Balikpapan sebenarnya tidak relevan di masa pandemi.
"Pertumbuhan ekonomi rendah akan punya dampak penjualan Migas dan petrochemical akan rendah dalam beberapa tahun mendatang," ulasnya.
Menurut Salamuddin Daeng, dari sisi geopolitik proyek itu tidak sejalan dengan agenda climate change.
"Yang diperlukan sekarang adalah usaha ke transisi energi dari migas secara bertahap," tegasnya.
Artikel Terkait
Ada Pemborosan Sebesar Rp17 Miliar di Pertamina Balikpapan, Buat apa, Ya?
Pekerjaan EPC Tangki di Pertamina Balikpapan Terlambat, Ada Potensi Hilangnya Nilai Keekonomian Rp15,5 Miliar
Sayang Sekali, Ada Pemborosan Anggaran di Pertamina Balikpapan, Nilainya? Rp6,7 Miliar Lebih
Ada Denda Rp1 Miliar di Pertamina RU V Balikpapan, Udah Ditagih Belum, Ya?
Peringatan Keras Ahok Terhadap Kontraktor Kilang RDMP Balikpapan, CERI: Penegak Hukum Seyogyanya Ambil Sikap
Ahok Bersikap Tegas, Netizen: Enak Mana Pak, Ngurus Pertamina atau Jakarta?
Ditanya Netizen Soal Tugasnya di Pertamina, Ahok: Reputasi di Atas Harta Kekayaan
Pernyataan Keras Ahok Soal RDMP Balikpapan, Ekonom: Penegak Hukum Diminta Serius Perhatikan