Satu hal yang pasti, pepohonan dan hutan pantai ternyata mampu meredam ganasnya gelombang tsunami hingga 80 persen. Pohon sebagai infrastruktur alam adalah jawaban konkret untuk mencegah jatuhnya korban yang lebih besar.
Menanam pohon di kawasan rawan banjir dan longsor menjadi kewajiban mutlak. Motornya para pemimpin dari tingkat pusat sampai ketua RT. Dari ulama hingga santri. Dari tokoh masyarakat sampai ke para pemuda. Dari kepala sekolah sampai murid-murid. Pendek kata, semua elemen masyarakat harus dilibatkan dalam gerakan menanam pohon.
Ukurannya bukanlah berapa jumlah pohon yang kita tanam, tapi berapa banyak pohon yang bisa kita tanam, kita rawat dengan baik, dan akhirnya tumbuh sempurna. Stop seremoni tanam pohon, tanpa dibarengi kegiatan merawat hingga benar-benar tumbuh.
Menjadi Gerakan
Sebagai bangsa yang ditakdirkan tinggal di daerah ring of fire, kita tidak bisa menolak bencana. Yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi. Anda tahu anak-anak balita di Jepang? Mereka bahkan sudah tahu apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi. Itu karena sosialisasi turun-temurun. Itu karena simulasi yang rutin. Itu karena latihan yang terus-menerus.
Paralel dengan amanat Presiden RI Joko Widodo dalam arahannya pada Rakornas
Penanggulangan Bencana 2022, menekankan pada
pembangunan sistem edukasi kebencanaan berkelanjutan di
daerah rawan bencana. Budaya sadar bencana harus dimulai
sejak dini mulai dari individu, keluarga, komunitas, sekolah
sampai lingkungan masyarakat.
Bencana merupakan fenomena kehidupan manusia yang tidak dapat diketahui secara pasti kapan terjadi. Kita sebagai manusia hanya mampu memprediksi bencana dengan mengenali gejala-gejala awal. Dengan demikian kesiapan manusia dapat dilakukan ketika dapat mengenali gejala awal dan tingkat risikonya.
BNBP memiliki tugas memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan keadaan darurat bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara.
Karenanya, BNPB tidak hanya memberikan pedoman kepada masyarakat agar tanggap dan mengenali gejala-gejala awal bencana. Tetapi harus diperkuat dengan keterlibatan para peneliti dan pakar yang berperan penting untuk mengkaji tingkat risiko dari bencana, serta perencanaan penanggulangan bencana.
Last but not least, BNPB harus terus menerus melakukan pemantauan dan evaluasi risiko bencana.
Artikel Terkait
Jaringan Sudah Terpasang di Lokasi Bencana Semeru, Akses Internet di Lokasi Bencana Telah Pulih
Hibur Anak-Anak Korban Bencana Gunung Semeru, Mensos Ajak Mereka Bermain Bernyanyi
Sebuah Sinetron Syuting di Lokasi Pengungsian, Relawan: Bencana Bukan Drama
Pemda Luwu Utara Terima Bantuan Urusan Bencana dari Ditjen Bina Adwil Kemendagri
Bupati Luwu Utara Dorong Pilar-pilar Sosial Ambil Bagian Dalam Penanggulangan Risiko Bencana