“Ini masih sore, aku rasa kalau kita ngopi dulu sebentar kamu nggak keberatan.” Tangan Gading menunjuk sebuah kedai kopi tak jauh di depan.
Tanpa bicara Ratih memperlambat laju mobilnya dan menepi perlahan di pelataran parkir kedai kopi yang dimaksud Gading. Angin sore bertiup lembut, menyambut kedua remaja itu keluar dari mobil. Aroma kopi menguar dari dalam kedai, sedikit menyusutkan ekspresi tegang di wajah putih Ratih.
Gading tersenyum melihatnya, menyimpan getir yang tercipta oleh entah.
Bersambung….
Jika Anda pikir teman Anda akan tertarik dengan artikel ini, mohon di-share kepadanya, terima kasih.
Artikel Terkait
Monolog Sepatu Bekas
Cerpen: Wanita Jalang
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 1
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 2
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 3